Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-09 14:02:04【Kabar Kuliner】892 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(12429)
Artikel Terkait
- Menengok suasana jelang pembukaan ajang CIIE ke
- Imperial Group gaet JAPFA hadirkan tiga menu unik bagi pecinta kuliner
- Ekonom: Rencana penurunan PPN bisa dongkrak daya beli dan sektor riil
- Dinkes: Korban keracunan MBG di Tulungagung terus bertambah
- Mendagri: Beras peredam inflasi bukti kinerja positif seluruh pihak
- Forum Pangan Dunia 2025 dibuka di Roma, rayakan 80 tahun FAO
- BGN datangkan ahli gizi dari daerah lain untuk SPPG di Manokwari
- Pembudidaya ikan harap komoditas daerah dimanfaatkan jadi menu MBG
- BPS: Konsumsi rumah tangga kuartal III melambat karena siklus musiman
- PTSI fasilitasi sertifikasi halal gratis bagi pelaku usaha kecil
Resep Populer
Rekomendasi

China terus awasi produk bahari dari Jepang setelah keran impor dibuka

Pemkot Madiun minta setiap SPPG miliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

Bantuan kemanusiaan pertama Turki usai gencatan senjata tiba di Gaza

SPPG Tulungagung dihentikan sementara usai insiden keracunan massal

11 SPPG 3T di Karimun dalam proses pembangunan

Guru SDN di Boalemo Gorontalo ungkap tantangan hadapi siswa dalam MBG

Pemprov Lampung pantau berkala penerapan SOP dapur SPPG MBG

Pemerintah tegaskan AS ngak larang impor udang dan cengkeh asal RI